Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasarpembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utamatentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya memberikan prinsip penghormatan kepada akal, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini sangat penting bagi pendidikan. Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatanyang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas prinsip mendatangkan kemashlahatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.Kemudian warisan pemikiran para ulama dan cendekiawan muslim yang merupakan dasar penting dalam pendidikan Islam.
Dasar Filosofis Pendidikan Islam
Dasar filosofis pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai pendidikan Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para sahabat nabi SAW sebagai sumber sekunder. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan filsafat Islamadalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafatpendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam.
Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasarpembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utamatentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya memberikan prinsip penghormatan kepada akal, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini sangat penting bagi pendidikan. Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatanyang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas prinsipmendatangkan kemashlahatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.Kemudian warisan pemikiran para ulama dan cendekiawan muslim yang merupakan dasar penting dalam pendidikan Islam.
Di samping itu, di bagianlain Azyumardi Azra juga mengemukakan mengenai sumber dan dasarpendidikan Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah serta nilai-nilai, norma dantradisi sosial yang memberi corak keislaman dan dapat mengikuti perkembangannya. Pendidikan Islam berpangkal dari ajaran Ilahiyah, maka tentu harusbersumber dari kebenaran dan kebesaran Ilahi. Bagi kita sumber kebenaranIlahi telah diperkenalkan kepada manusia melalui para nabi berupa kitab suci.Dari empat kitab suci yang pernah diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, maka sejak kehadiran Rasulullah SAW. di muka bumi ini satu yang harusditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu ketetapan-ketetapan Rasul SAW juga merupakan sumber utama pendidikan Islam.
Epistemologi Pendidikan Islam
Dari beberapa literatur
dapat disebutkan bahwa epistemology adalah teori pengetahuan, yaitu membahas
tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin
dipikirkan. D.W. Hamlyn mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat
yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan dan pengandaipengandaiannya
serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang
memiliki pengetahuan. Selanjutnya, pengertian epistemologi yang lebih jelas,
diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang
keaslian, pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Dapat
kita disimpulkan bahwa epistemologi merupakan salah satu komponen filsafat yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan, khususnya berkenaan dengan cara, proses,
dan prosedur bagaimana ilmu itu diperoleh.
Dalam pembahasan ini
epistemologi pendidikan Islam lebih diarahkan pada metode atau pendekatan yang
dapat dipakai untuk membangun ilmu pengetahuan Islam, dari pada
komponen-komponen lainnya, sebab metode atau pendekatan tersebut paling dekat
dengan upaya mengembangkan pendidikan Islam, baik secara konseptual maupun
aplikatif. Epistemologi pendidikan Islam bisa berfungsi sebagai pengkritik,
pemberi solusi, penemu, dan pengembang. Pendekatan epistemologi memerlukan cara
atau metode tertentu, sebab ia menyajikan proses pengetahuan di hadapan siswa
dibandingkan hasilnya.
Pendekatan epistemologi ini
memberikan pemahaman dan keterampilan yang utuh dan tuntas. Seseorang yang
mengetahui proses sesuatu kegiatan pasti mengetahui hasilnya. Sebaliknya,
banyak yang mengetahui hasilnya tetapi tidak mengetahui prosesnya. Bisa
dipastikan bahwa jika pendekatan epistemologi ini benarbenar diimplementasikan
dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan Islam, siswa dapat memiliki
kemampuan memproses pengetahuan dari awal hingga wujud hasilnya.
Pendekatan epistemology
membuka kesadaran peserta didik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, bahkan
dapat memberikan pemahaman dan keterampilan yang utuh. Disisi lain epistemology
yang merupakan pendekatan yang berbasis proses akan melahirkan
konsekuensi-konsekuensi logis, sebagaimana berikut ini:
1. Menghilangkan
paradigma dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Ilmu tidak bebas nilai
tetapi bebas untuk dinilai ; mengajarkan agama lewat bahasa ilmu pengetahuan
dan tidak mengajarkan sisi tradisional saja, tetapi sisi rasional.
2. Mengubah pola
pendidikan islam indoktrinasi menjadi pola partisipatif antara guru dan murid.
Pola ini memberikan ruang bagi siswa untuk berfikir kritis, optimis, dinamis,
inovatif, dan logis. Intinya pendekatan epistemology ini menuntut guru dan
siswa untuk sama-sama aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Mengubah
paradigma ideologis menjadi paradigma ilmiah yang berpijak pada wahyu Allah.
Sebab paradigma ideologis ini karena otoritasnya dapat mengikat kebebasan
tradisi ilmiah, kreatif, terbuka dan dinamis. Secara praktis, pradigma
ideologis tidak memberikan ruang gerak pada penalaran atau pemikiran bebas yang
bertanggung jawab secara argumentatif. Padahal, Al-Qur’an sangat memberikan keleluasaan
bagi akal manusia untuk mengkaji, meneliti, mengobservasi, dan melakukan
penemuan pada ayat kauniyah. Oleh karena itu agar epistemology pendidikan islam
terwujud maka konsekuensinya harus berbijak pada wahyu Allah.
4. Guna menopang
dan mendasari pendekatan epistemology ini, perlu dilakukan rekontruksi
kurikulum yang masih sekuler dan bebas nilai spiritual ini menjadi kurikulum
yang berbasis tauhid. Sebab pengetahuan yang bersumber dari hasil penelitian
pada alam semesta (ayat kauniyah) dan ayat al-Qur’an atau naqliyah merupakan
ilmu Allah. Ini berarti bahwa semua ilmu bersumber dari-Nya. Terkait dengan
pengembangan kurikulum pendidikan islam, hal-hal yang sifatnya masih melangit,
dogmatis dan transedental perlu diturunkan dan dan dikaitkan dengan dunia
empiris dan lapangan.
5. Epistemology
pendidikan islam diorientasikan pada hubungan yang harmonis antara akal dan
wahyu. Maksudnya orientasi pendidikan Islam ditekankan pada pertumbuhan yang
integrasi antara iman, ilmu, amal dan akhlak.
6. Konsekuensi
yang lain adalah mengubah pendekatan dari pendekatan teoritis atau konseptual
menjadi pendekatan konstektual atau aplikatif.
7. Adanya
peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan penguasaan materi yang
kompeherensif tentang materi ajar yang terintegrasi antara ilmu dan wahyu.
Ontologi Pendidikan Islam
Kata ontologi, berasal dari
dua kata dasar yaitu Ontos dan Logos. Ontos yang
berarti Ada dan Logos yang berarti Ilmu. Sehingga secara global istilah
onntologi bisa diartikan sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang hakiat dari
segala sesuatu Yang-Ada. Hakikat dalam kajian ontologi adalah keadaan
sebenarnya dari sesuatu, bukan keadaan sementara yang selalu berubah-ubah.
Ontologi pendidikan Islam
adalah menyelami hakikat dari pendidikan Islam, kenyataan dalam pendidikan
Islam dengan segala pola organisasi yang melingkupinya, meliputi hakikat
pendidikan Islam dan ilmu pendidikan Islam, hakikat tujuan pendidikan Islam,
hakikat manusia Jumhur, “Karakteristik Pendidikan Islam sebagai subjek
pendidikan yang ditekankan kepada pendidik dan peserta didik, dan hakikat
kurikulum pendidikan Islam.
1. Konsep
Pendidikan Dalam Islam
Heri jauhari menyebutkan
bahwasannya pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta serta memiliki potensi atau
kemampuan sebagaimana mestinya. Menurut Hasan al-Banna -sebagaimana dikutip A.
Susanto- konsep pendidikan islam meliputi tiga sisi, yaitu pengembangan potensi
jasmani, akal dan hati sebagai tiga unsur pokok yang dimiliki manusia dan
sekaligus sebagai pewarisan kebudayaan Islam.
Hamka
berpendapat pendidikan terbagi menjadi dua. Pertama, pendidikan
jasmani, yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani serta
kekuatan jiwa dan akal. Kedua, pendidikan ruhani, yaitu pendidikan untuk
kesempurnaan fitrah manusia dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
didasarkan agama, kedua unsur tersebut memiliki kecendrungan untuk berkembang.
Hal ini sebagaimana disadur oleh A.Susanto dalam Pemikiran pendidikan Islam.
2. Tujuan
Pendidikan dalam Islam
Tujuan adalah suatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai; artinya tujuan
merupakan kehendak seseorang untuk mendapatkan dan memiliki, serta
memanfaatkannya bagi kebutuhan dirinya sendiri atau untuk orang lain. Menurut
Hasan Langgulung sebagaimana disebutkan Abuddin Nata bahwa tujuan pendidikan
agama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi
spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang
berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk akhlak , dan fungsi social
yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia
lain serta masyarakat dengan masyarakat lain sehingga terjalin hubungan yang
harmonis dan seimbang.
3. Hakikat
Manusia dalam Pendidikan Islam
Manusia dalam pandangan
Al-Qur’an adalah makhluk unik (luar biasa) lantaran kedudukannya sebagai
khalifah. Manusia mempunyai fitrah yang baik, kemampuan berkehendak (free
will), badan raga, ruh dan akal. Dengan demikian, pendidikan harus
mengembangkan atribut-atribut manusia tersebut. Demikian pula pendidikan Islam
bertujuan membentuk manusia yang beriman yang menyadari dan memperhatikan
komponen-komponen fitrahnya, tanpa mengorbankan salah satu demi pengembangan
yang lain.
Inti dari konsep pendidikan
menurut Al-Qur’an adalah proses pengembangan dan pembetukan manusia yang selalu
berlandaskan tauhid/mengesakan Allah, beribadah dan membesarkan nama-Nya.
Karena Allah tiada menciptakan manusia kecuali beribadah untuk menyembah-Nya.
(Q.S. adz-Dzaariyaat: 56).
4. Kurikulum
dalam Pendidikan Islam
Kurikulum dalam pendidikan
Islam, yaitu kata manhaj, yang bermakna jalan yang terang, atau
jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Jadi,
kurikulum yang dimaksud adalah jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau
guru latih dengan orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.
Keberadaan kurikulum dalam
pendidikan Islam sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan menolong
mereka untuk membuka dan mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat,
kekuatan-kekuatan, dan ketrampilan mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan
mereka dengan baik untuk menjalankan hak-hak dan kewajiban, memikul
tanggungjawab terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsanya dan turut serta
secara aktif untuk kemajuan masyarakat dan bangsanya.
Alat pendidikan yang di
maksudkan penulis adalah media untuk terlaksananya proses pendidikan, maka alat
disini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya metode
pendidikan menurut al-Qur’an. Sehingga metode dan alat pendidikan dalam
masyarakat adalah cara dan segala apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun
dan membimbing setiap individu masyarakat dalam usaha membentuk kepribadian
muslim yang diridhai Allah. Oleh karena itu, alat dan metode pendidikan dalam
masyarakat haruslah searah dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Kurikulum mempunyai
peran penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Apalagi ini tujuan
pendidikan Islam yang begitu kompleks, seorang anak didik tidak hanya memiliki
kemampuan secara afektif, kognitif maupun psikomotor, tetapi dalam dirinya
harus tertanam sikap dan pribadi yang berakhlakul karimah yang selalu
berlandaskan tauhid/ mengesakan Allah, beribadah kepada-Nya.
Aksiologi Pendidikan Islam
Aksiologis membahas tentang
hakikat nilai, yang didalamnya meliputi baik dan buruk (good and bad),
benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan
tujuan (means and ends). Cara memandangnya dari sudut baik dan
tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia. pendidikan Islam
diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang mantap dan
dinamis, mandiri dan kreatif. Tidak hanya pada siswa melainkan pada seluruh
komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
Terwujudnya kondisi
mental-moral dan spiritual religius menjadi target arah pengembangan sistem
pendidikan Islam. Oleh sebab itu, berdasarkan pada pendekatan etik moral
pendidikan Islam harus berbentuk proses pengarahan perkembangan kehidupan dan
keberagamaan pada peserta didik ke arah idealitas kehidupan Islami, dengan
tetap memperhatikan dan memperlakukan peserta didik sesuai dengan potensi dasar
yang dimiliki serta latar belakang sosio budaya masing-masing.
Selain konteks etika
profetik, aksiologis dalam pendidikan Islam meliputi estetika yang merupakan
nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi yang berhubungan dengan seni. Dengan
seni itulah, nantinya bisa dijadikan sebagai media dan alat kesenangan, sebagai
ekspresi yang sebenarnya tentang pengalaman.
Namun, lebih jauh dari itu,
maka dalam dunia pendidikan hendaklah nilai estetika menjadi patokan penting
dalam proses pengembangan pendidikan yakni dengan menggunakan pendekatan
estetis-moral, di mana setiap persoalan pendidikan Islam dilihat dari
perspektif yang mengikutsertakan kepentingan masing-masing pihak, baik itu
siswa, guru, pemerintah, pendidik serta masyarakat luas. Ini berarti pendidikan
Islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang kreatif,
berseni (sesuai dengan Islam) sehingga pendidikan Islam tetap memiliki daya
tarik dan kajian yang senantiasa berkesinambungan serta relevan hingga akhir
zaman.
Ada beberapa nilai etika
profetik dalam rangka pengembangan dan penerapan Ilmu Pendidikan Islam, yaitu:
- Nilai
ibadah, yakni bagi praktisi dan pemerhati pendidikan Islam, dalam segala
proses dan berfikirnya senantiasa tercatat sebagai ibadah (QS. Ali Imran:
191).
- Nilai
ihsan, yakni penyelenggaraan pendidikan Islam hendaknya dikembangkan atas
dasar berbuat baik terhadap sesama. (QS. al-Qashash: 77)
- Nilai
masa depan, pendidikan Islam hendaknya ditujukan untuk mengantisipasi masa
depan yang lebih baik, karena mendidik berarti menyiapkan generasi yang
hidup dengan tantangan yang jauh berbeda dengan periode sebelumnya, yakni
menyiapkan sumber daya manusia yang cakap, terampil dan profesional. (QS.
al-Hasyr: 18).
- Nilai
kerahmatan, yakni ilmu pendidikan Islam hendaknya ditujukan bagi
kepentingan dan kemaslahatan seluruh umat manusia dan alam semesta,
sebagaimana termaktub dalam QS.al-Anbiya’: 107 berikut:
- Artinya:
dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
- Nilai dakwah, yakni penerapan dan pengembangan ilmu pendidikan Islam merupakan wujud penyebaran syiar Islam.
- Maka kemudian, jika landasan ini senantiasa menjadi pegangan hidup dalam lingkup pendidikan Islam, maka unsur aksiologis pendidikan Islam tetap abadi dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.
Daftar Pustaka
Abbas,
S., Tabrani ZA, & Murziqin, R. (2016). Responses of the Criminal Justice
System. In International Statistics on Crime and Justice (pp. 87–109).
Helsinki: HEUNI Publication.
Abas, E. (2019). The Effect of Madrasah
Principal's Leadership and Teachers' Work Motivation on Learning Effectiveness
in Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2), 305-314.
doi:10.26811/peuradeun.v7i2.271
Abdullah,
A., & Tabrani ZA. (2018). Orientation of Education in Shaping the
Intellectual Intelligence of Children. Advanced Science Letters, 24(11),
8200–8204. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12523
Abubakar, A., Srimulyani, E., & Anwar, A.
(2019). Identification of Some Distinctive Values of Acehnese Malee (Shyness)
for Character Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
125-140. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.224
Anim, A., Prasetyo, Y., & Rahmadani, E.
(2019). Experimentation of Problem Posing Learning Model Assisted of Autograph
Software to Students’ Mathematical Communication Ability in Terms of Student’s
Gender. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2), 331-342.
doi:10.26811/peuradeun.v7i2.301
AR,
M., Usman, N., Tabrani ZA, & Syahril. (2018). Inclusive Education
Management in State Primary Schools in Banda Aceh. Advanced Science Letters,
24(11), 8313–8317. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12549
Bustamam-Ahmad, K. (2019). The Religious
Imagination in Literary Network and Muslim Contestation in Nusantara. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 217-244. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.344
Dewi, N., & Atun, S. (2019). The Effect of
Science Technology Society (STS) Learning On Students’ Science Process Skills. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(1), 113-124. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.288
Fahmi, C., AR, M., Nurliza, E., & Usman,
N. (2019). The Implementation of Academic Supervision in Improving Teacher
Competency at Primary School. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
181-194. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.202
Fitriani, N., & Sabarniati, S. (2019). A
Feedback Investigation of Comparing Teacher and Students’ Preferences on
Writing Conference in a Novice EFL Writing Class. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 315-330. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.304
Fuadi, T. (2019). Reproduction Based on
Islamic Culture: Effort to Increase Understanding of Reproduction System and
Prevention of Infectious Diseases. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2),
269-284. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.234
Haji Musa, N., & Mohd Yusoff, M. (2019).
Professional Values Influence on the Teachers’ Quality of Islamic Secondary
School. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 295-304. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.415
Hardianto, H. (2019). Conducting Quality
Culture in Educational Institutions. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2),
257-268. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.210
Hayati, H., & Mayasari, E. (2019). The
Implementation of Integrity Learning Through Entrepreneurship Activities and
Anti-Corruption Behavior. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2),
285-294. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.259
Hidayati, T., & Endayani, T. (2019).
Smartphones to Learn English: The Use of Android Applications by Non-English
Major Students in West Aceh. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
95-112. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.231
Idris,
S., & Tabrani ZA. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam
Konteks Pendidikan Islam. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1),
96–113. https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1420
Idris,
S., Tabrani ZA, & Sulaiman, F. (2018). Critical Education Paradigm in the
Perspective of Islamic Education. Advanced Science Letters, 24(11),
8226–8230. https://doi.org/10.1166/asl.2018.12529
Kurniawati, E., & Sunarso, S. (2019).
Forming Students’ Character through School Culture in Senior High School Taruna
Nusantara Magelang. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
141-162. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.298
Meraj, M. (2016). Islamic Approach to the
Environment and the Role's in the Environment Protected. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 4(1), 1-14. doi:10.26811/peuradeun.v4i1.81
Mohd. Yusuff, M., Haji Othman, M., Suhid, A.,
& Khalid, R. (2019). The Practice of Noble Values among Primary School
Students in Malaysia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
163-180. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.385
Muksal, M., Wahyuddin, W., Nirzalin, N., &
Zulfikar, Z. (2019). The Role of Government in Illegal Fishing Prevention to
Increase Fishermen's Economic Welfare in Aceh Province. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 357-368. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.189
Murziqin,
R., & Tabrani ZA. (2016). The Importance of Local Parties and Incumbency to
the Electoral in Aceh. Journal of Islamic Law and Culture, 10(2),
123–144.
Murziqin,
R., Tabrani ZA, & Zulfadli. (2012). Performative Strength in the Hierarchy
of Power and Justice. Journal of Islamic Law and Culture, 10(2),
123–144.
Musradinur,
& Tabrani ZA. (2015). Paradigma Pendidikan Islam Pluralis Sebagai Solusi
Integrasi Bangsa (Suatu Analisis Wacana Pendidikan Pluralisme Indonesia). 1st
Annual International Seminar on Education 2015, 77–86. Banda Aceh: FTK
Ar-Raniry Press.
Usman, N., AR, M., & Marzuki, M. (2016).
The Influence of Leadership in Improving Personnel Performance at Traditional
Islamic Boarding School (Dayah). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2),
205-216. doi:10.26811/peuradeun.v4i2.98
Nasution, W. (2018). The Effectiveness of
Teachers’ Performance of Islamic Junior High School in Islamic Boarding School
Langkat District, Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 6(2),
325-338. doi:10.26811/peuradeun.v6i2.285
Nurhasanah, N., & Fitriana, Q. (2018). The
Influence of Emotional Intelligence on Social Adjustments of Tenth Grade
Students of SMA Unggul Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 6(2),
253-266. doi:10.26811/peuradeun.v6i2.212
Nufiar, N., & Idris, S. (2016). Teacher
Competence Test of Islamic Primary Teachers Education in State Islamic Primary
Schools (MIN) of Pidie Regency. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(3),
309-320. doi:10.26811/peuradeun.v4i3.105
Patimah,
S., & Tabrani ZA. (2018). Counting Methodology on Educational Return
Investment. Advanced Science Letters, 24(10), 7087–7089.
https://doi.org/10.1166/asl.2018.12414
Rahayu, S., Irwan, I., & Ariesta, A.
(2019). A The Strategies of Sellers in Mobility Market Viewed from
Socio-economic Perspective. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(2),
343-356. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.323
Saepullah, U. (2019). The Inter-Religious
Marriage in Islamic and Indonesian Law Perspective.Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
43-58. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.317
Salami, S. (2015). Implementing
Neuro Linguistic Programming (NLP) in Changing Students’ Behavior: Research
Done at Islamic Universities in Aceh. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(2), 235-256.
Solikhin, F., Sugiyarto, K., & Ikhsan, J.
(2019). The Impact of Virtual Laboratory Integrated Into Hybrid Learning Use On
Students’ Achievement. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
81-94. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.268
Sulaiman, A., Masrukin, M., & Suswanto, B.
(2019). The Implementation of Community Empowerment Model as a Harmonization in
the Village Traumatized by Terrorism Case.Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1),
59-80. doi:10.26811/peuradeun.v7i1.257
Siswanto, R., Sugiono, S., & Prasojo, L.
(2018). The Development of Management Model Program of Vocational School
Teacher Partnership with Business World and Industry Word (DUDI). Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 6(3), 365-384. doi:10.26811/peuradeun.v6i3.322
Syahrir, S. (2018). Islamic Education with
National Insight Viewed from Islamic Perspective. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 6(1),
121-140. doi:10.26811/peuradeun.v6i1.192
Syahril, S., & Idris, S. (2019). The
Concept of Child Education Through Dodaidi in Aceh. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 369-382. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.337
Tabrani
ZA. (2008). Mahabbah dan Syari`at. Kuala Lumpur: Al-Jenderami Press.
Tabrani
ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara Tradisional dan Modern). Kuala
Lumpur: Al-Jenderami Press.
Tabrani
ZA. (2011a). Dynamics of Political System of Education Indonesia. International
Journal of Democracy, 17(2), 99–113.
Tabrani
ZA. (2011b). Nalar Agama dan Negara dalam Perspektif Pendidikan Islam. (Suatu
Telaah Sosio-Politik Pendidikan Indonesia). Millah Jurnal Studi Agama, 10(2),
395–410.
Tabrani
ZA. (2011c). Pendidikan Sepanjang Abad (Membangun Sistem Pendidikan Islam di
Indonesia Yang Bermartabat). 41–66. Yogyakarta: MSI UII.
Tabrani
ZA. (2012a). Future Life of Islamic Education in Indonesia. International
Journal of Democracy, 18(2), 271–284.
Tabrani
ZA. (2012b). Hak Azazi Manusia dan Syariat Islam di Aceh. International
Conference Islam and Human Right, 123–142. Yogyakarta: MSI UII.
Tabrani
ZA. (2013a). Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan Keagamaan
Islam (Tantangan Terhadap Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah). Jurnal
Ilmiah Serambi Tarbawi, 1(2), 65–84.
Tabrani
ZA. (2013b). Pengantar Metodologi Studi Islam. Banda Aceh: SCAD
Independent.
Tabrani
ZA. (2013c). Urgensi Pendidikan Islam dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal
Sintesa, 13(1), 91–106.
Tabrani
ZA. (2014a). Buku Ajar Filsafat Umum. Yogyakarta: Darussalam Publishing.
Tabrani
ZA. (2014b). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Darussalam Publishing.
Tabrani
ZA. (2014c). Islamic Studies dalam Pendekatan Multidisipliner (Suatu Kajian
Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2),
211–234.
Tabrani
ZA. (2014d). Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan Islam Perspektif Pedagogik Kritis.
Jurnal Ilmiah Islam Futura, 13(2), 250–270.
https://doi.org/10.22373/jiif.v13i2.75
Tabrani
ZA. (2014e). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`an dengan Pendekatan
Tafsir Maudhu`i. Jurnal Ilmiah Serambi Tarbawi, 2(1), 19–34.
Tabrani
ZA. (2014f). Penelitian Tindakan Kelas (Buku Ajar)-Bahan Ajar untuk
Mahasiswa Program Strata Satu (S-1) dan Program Profesi Keguruan (PPG).
Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.
Tabrani
ZA. (2014g). Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Moral Rakyat (Studi atas
Islam dan Perannya dalam Pembangunan Nasional Indonesia). Jurnal Sintesa.
Tabrani
ZA. (2015a). Arah Baru Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Tabrani
ZA. (2015b). Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat (Studi Analisis
atas QS. Al-An`am Ayat 125). Jurnal Sintesa, 14(2), 1–14.
Tabrani
ZA. (2015c). Persuit Epistemology of Islamic Studies. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Tabrani
ZA. (2016a). Perubahan Ideologi Keislaman Turki (Analisis Geo-Kultur Islam dan
Politik Pada Kerajaan Turki Usmani). JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan
Konseling, 2(2), 130–146. https://doi.org/10.22373/je.v2i2.812
Tabrani
ZA. (2016b). Transformasi Teologis Politik Demokrasi Indonesia (Telaah singkat
Tentang Masyarakat Madani dalam Wacana Pluralisme Agama di Indonesia). Al-Ijtima`i-International
Journal of Government and Social Science, 2(1), 41–60.
Tabrani
ZA. (2017a). Menggugat Logika Nalar Rasionalisme Aristoteles.
Yogyakarta: Mizan.
Tabrani
ZA. (2017b). Restrukturrisasi untuk Pendidikan Bermutu. Research in
Education, 12(1), 131–136.
Tabrani
ZA. (2017c). دور التربية الإسلامية في الإنماء الخلقي
للشعب (دراسة على الإسلام ودوره في الإنماء القومي بإندونيسيا). Ar-Raniry, International Journal of
Islamic Studies, 4(1), 101–116.
https://doi.org/10.20859/jar.v4i1.128
Tabrani
ZA. (2019). Social Change and Human Nature. In The New System’s Need for
Primitive Capital Accumulation (pp. 271–277). United Kingdom: Taylor &
Francis.
Tabrani
ZA, & Hayati. (2013). Buku Daras Ulumul Quran (1). Yogyakarta:
Darussalam Publishing.
Tabrani
ZA, Idris, S., & Hayati. (2019). Islam dan Kuasa Seksualitas Perempuan di
Indonesia. Yin Yang: Jurnal Studi Islam, Gender Dan Anak, 14(1),
17–32.
Tabrani
ZA, & Masbur. (2016). Islamic Perspectives on the Existence of Soul and Its
Influence in Human Learning (A Philosophical Analysis of the Classical and
Modern Learning Theories). JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(2),
99–112. Retrieved from http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/600
Tabrani
ZA, & Walidin, W. (2017). Hak-Hak Non Muslim dalam Pemerintahan: Konsep
Dien wa Ni’mah dan Pluralisme Agama di Indonesia. Ijtima`i: International
Journal of Government and Social Science, 3(1), 15–30.
Tabrani
ZA. (2019a). Constructive Ideas for Teaching Addition Skills. Research in
Education, 14(2), 131–142.
Tabrani
ZA. (2019b). Konfigurasi Pendidikan Karakter dalam Konteks Totalitas Proses
Psikologis dan Sosial-Kultural. Ethics and Education, 12(1),
13–20.
Tan, C. (2015). Educative Tradition
and Islamic School in Indonesia. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 3(3),
417-430.
Usman,
N., AR, M., Murziqin, R., & Tabrani ZA. (2018). The Principal’s Managerial
Competence in Improving School Performance in Pidie Jaya Regency. Advanced
Science Letters, 24(11), 8297–8300.
https://doi.org/10.1166/asl.2018.12545
Usman,
N., AR, M., Syahril, Irani, U., & Tabrani ZA. (2019). The implementation of
learning management at the institution of modern dayah in aceh besar district. Journal
of Physics: Conference Series, 1175(1), 012157.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1175/1/012157
Walidin,
W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif
& Grounded Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.
Warisno,
A., & Tabrani ZA. (2018). The Local Wisdom and Purpose of Tahlilan
Tradition. Advanced Science Letters, 24(10), 7082–7086.
https://doi.org/10.1166/asl.2018.12413
Wekke, I., Arif, B., Zubair, A., & Wardi,
M. (2019). The Role of Muhammadiyah Institution Towards Muslim Minority in West
Papua. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1), 21-42.
doi:10.26811/peuradeun.v7i1.311
Yuniati, S., & Susilo, D. (2019).
Strengthening Model of Institutional Capacity of Sugarcane Farmers in Situbondo
Regency. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1), 195-206.
doi:10.26811/peuradeun.v7i1.293
Yusup, D. (2019). Multi Contract as A Legal
Justification of Islamic Economic Law for Gold Mortgage Agreement in Islamic
Bank. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 7(1), 1-20.
doi:10.26811/peuradeun.v7i1.318
Zanabazar, A., & Battuya, B. (2019). Current
Status of Social Responsibility for Mongolian Mining Companies. Jurnal
Ilmiah Peuradeun, 7(2), 245-256. doi:10.26811/peuradeun.v7i2.409
Download Full Article
Download Full Article